File 2024 sd juni

 :Gimien Artekjursi


NASEHAT ORANG TUA UNTUK ANAKNYA


nak

di usia muda ini

pergilah sejauh tempat kau tuju

seberapa lama waktu kau mau

 

berangkat telah kulepas kau dengan rasa

hari-hari menunggu 

tak henti 

kami bersimpuh 

berharap 

meminta

sehat sejahtera dan sentosa

dalam berbagai suasana


sampai nanti

jika tahun-tahun tak lagi mengingat usia

dan musim demi musim berhenti mencatat cuaca

kembalilah ke tempat di mana dulu kau berada


jangan turuti hembusan angan

walau inginnya menusuk menembus tulang

tak usah kau hirau hati bersuara

meski kerasnya memekakkan gendang telinga

pun tak perlu tergoda rupa suasana

walau silaunya sampai membutakan mata


pada akhirnya

tidak pada setiap harus dicecap

tidak pada segala mesti dirasa

ada batas yang tidak bisa dilintas

ada penghalang yang tak harus diterjang

ada masa yang tidak bisa dipaksa


pada akhirnya

seberapapun jauh pengembara bertualang

ada saat untuk pulang

lupakan semua yang tak terpegang

meski di dalamnya ada peluang

relakan terbuang

dengan dada lapang dan hati yang riang

agar tidur pun bisa tenang


Kumendung, 24 Juni 2024








SETAHUN SETELAH KAU TIADA

:Ning Tyas


berapa lamakah waktu yang dibutuhkan sesuatu

untuk bisa dikatakan lama atau baru?

bagaimana aku harus mengatakan: 

baru sehari atau sudah sehari?

baru sebulan atau sudah sebulan?

baru setahun atau sudah setahun?


setahun memang lebih lama dari sehari

tapi apakah 1 tahun berarti sudah lama?


hari ini

rasanya jalan-jalan yang pernah kita lewati belum berubah 

juga halaman depan rumah di mana kau pernah tinggal

masih dipenuhi bunga-bunga yang sama

jalan setapak yang sama

dan batas pagar, dinding rumah itu

belum berubah


padahal waktu sudah berlalu 1 tahun

rasanya aku masih melihat kelebat bayanganmu

melintas di semua tempat 

di mana dulu aku pernah melihatmu 


si kecil yang kau tinggal

belum juga tumbuh dewasa seperti yang kita harap

kenakalannya yang sekali waktu muncul 

yang kadang membangkitkan emosi kita

(meski kini mulai berkurang)

rasanya masih seperti dulu


lalu tanah tempatmu berkubur

serasa masih baru ditimbun

dengan bunga-bunganya yang baru ditabur


apalagi jika kami (yang kau tinggal) berkumpul

membicarakan rencana-rencanamu 

rasanya kemarin dulu kau masih berada di tengah kami


masihkah ingat kau dengan rencana-rencana itu?

rasanya semua seperti baru kemarin dulu kau beberkan

dan rasanya baru saja kau keluar dari pintu itu

berpamitan pulang 

melambaikan tangan meninggalkan rumah kami

setelah beberapa hari berkumpul


padahal itu sudah setahun yang lalu

kenapa rasanya seperti baru kemarin?

aroma parfum, suara tawa, teriak canda 

dan semua yang melekat di tubuhmu

rasanya seperti masih bertebaran di sekeliling ini

sangat jelas, sama sekali tak asing

bahkan sering mengagetkan

 

sering aku tak percaya kalau kau sudah tak ada

rasanya baru saja kau keluar dari pintu itu

berpamitan pulang 

melambaikan tangan meninggalkan rumah kami

setelah beberapa hari berkumpul


jadi, artinya 1 tahun kepergianmu 

belumlah bisa dikatakan lama, bukan?

bagaimana dengan satu jam 

saat menunggu kedatangan bidan 

yang membantu kelahiran si kecil dulu?

bukankah detik-detik itu berputar sangat lambat

sepuluh menit pun bagai berminggu-minggu?


tapi tidak dengan kepergianmu

kau baru kemarin meninggalkan kami

baru kemarin dulu

baru beberapa waktu yang lalu

makanya segala yang pernah kau lakukan

segala yang kau tinggalkan

masih terasa ada di sekeliling ini

suara, aroma dan semua yang ada padamu


bagaimana aku bisa melupakan semua tentangmu

membenamkannya di dasar ingatan?


aku rela dan ikhlas kau kembali di hadapan sang khalik

(karena itu fitrah)

tapi tak bisa melupakanmu apalagi menghilangkan dari ingatan

juga fitrah


goresan di kulit kadang bisa membekas di tubuh

sampai raga ini tak bernyawa

apalagi suatu yang menggumpal dalam kenangan

butuh waktu untuk menghilangkan


1 tahun aku rasa terlalu singkat 

untuk melupakanmu, ning

aku perlu waktu lebih

sampai semua menjadi biasa


Kumendung, 17 Juni 2024





CERITA DARI NEGARA BERKEMBANG


selamat pagi, bapak

selamat pagi, ibu

kau pekerja negara atau ikut swasta?

ketika tanggal muda

sudahkah kau terima upahmu bekerja?

setelah dikurangi pajak dan berbagai potongan bagi negara

masih berapa kau terima?


jangan mengeluh

negeri ini sedang sekarat

karena banyak pejabat jadi penjahat

menggerogoti hasil negeri tanpa mengenal tempat

akhirnya rakyat yang jadi tumbal penyelamat


jangan mengeluh

terima semua apa adanya

berapapun hasil yang kau dapat

bila kau bersyukur semua bisa menjadi rahmat


mungkin kau harus menunda beberapa rencana

menyesuaikan dana yang ada

tambal sulam, gali lobang tutup lobang

adalah hal biasa


karena kita tinggal di negara yang selalu berkembang

yang entah kapan jadi negara mapan

yang hanya mimpi untuk bisa jadi negara maju

apalagi sekarang negara kita sedang sekarat


selamat apa saja, bapak-ibu

semoga kita selamat 

sampai kelak di akhirat


Kumendung, 12 Juni 2024





SEBUAH CERITA UNTUK CUCU DI ULANG TAHUN KE 1


baru satu tahun usiamu kini

mengertikah kau apa itu usia?

atau apa yang kau tahu tentang dunia?

atau mengertikah kau jika aku…


ah, aku terlalu banyak berharap padamu

padahal kau masih terlalu dini untuk mengerti

apalagi harus tahu tentang sesuatu

tentang rerumputan, musim, mimpi-mimpi

bahkan sebuah cerita

ya, sebuah cerita yang kujadikan kado di ulang tahunmu 

yang pertama ini


lalu aku harus bagaimana?

atau aku harus menyimpan cerita itu dulu

di ranting-ranting pepohonan

kugantungkan di ujung senja

sambil menunggu malam tiba

agar kelak bisa kau baca

kelak bisa kau cerna 

makna dan gunanya?

atau adakah yang lebih lagi dari sekedar cerita?


ah, aku terlalu banyak berharap padamu, cu

tapi itulah orang

semakin tua tak lagi banyak berharap pada dirinya sendiri

makin tua 

dari dirinya bukan lagi harapan yang ditunggu 

tapi sebuah kepastian

karena tahu hari-harinya bisa jadi tak banyak tersisa

maka harapan 

padamu kami sandarkan

agar kelak bisa kau wujudkan


maka kelak hiasi hari-harimu dengan aneka warna 

dengan macam rupa

dengan ragam suara

aku akan mengiringimu di hari-hari yang sisa

dengan doa


selamat ulang tahun, cu

sebuah cerita kado ultahmu kali ini

tidak kusimpan di langit tinggi

tapi kugantungkan di pucuk dan ranting-ranting pepohonan

agar kelak bisa kau panjat atau kau gayuh dengan galah

agar kelak bisa kau dengar atau baca

ketika kau sudah mengerti 

walau tak seberapa

mungkin ada yang berarti untuk hidupmu nanti


Kumendung, 11 Juni 2024





BELAJAR MEMANAH


“apa yang kau lihat, nak?” tanya drona pada arjuna

“aku melihat mata burung, bapak,” jawab arjuna

“bagus,”  ujar drona, “kau lulus”

“panahlah burung itu sekarang,” kata drona lagi


dan burung itu, di balik daun-daun pohon

terjatuh


dan semua melihat

burung itu kehilangan kedua bola matanya

tertembus anak panah arjuna

tanpa arjuna melepaskan anak panah 

dari busurnya


Kumendung, 8 Juni 2024



TENTANG MENULIS SEJARAH SENDIRI


setiap orang bebas menulis sejarahnya sendiri

dengan warna dan tinta yang dikehendaki


menjadikan dirinya pahlawan dalam lipatan catatan

meski sesungguhnya hanya pecundang

atau malah pengkhianat 


mengaku keturunan dewa-dewa

walau sebenarnya tak seorang pun mengenalnya


berasal dari batu atau sarang angin 

meski sebenarnya lahir hampir mati dengan bantuan bidan desa


berjubah kebesaran dan bertopeng ala ninja 

meski miliknya hanya baju usang dan celana kolor


bertahta di singgasana dan gemerlap istana

meski sebenarnya sehari-hari hidup terlantar di jalanan


siapapun bebas menulis sejarahnya sendiri

dengan warna dan tinta yang dikehendaki

tapi waktu akan mengikis 

yang tertulis tak sesuai garis

yang selama ini pernah kau rintis


Kumendung, 5 Juni 2024





IKAN-IKAN DALAM COLD STORAGE


di muncar

dalam cold storage 

37,5° celcius di bawah nol

ikan-ikan dibekukan 

tak lagi ingat lautan

mimpi-mimpinya mengeras

sekeras intan

tapi sisa-sisa jiwanya

melayang mencari akhirat 


pada malaikat maut mereka berpesan:

“nyalakan perapian yang hangat 

ketika kami sampai di akhirat

agar jiwa kami mendapat semangat

bangkit kembali di lautan nikmat

menyambung mimpi yang putus termakan karat

ketika hidup dijemput sekarat”


Kumendung, 2 Juni 2024



NYANYIAN DARI GUBUK SI MISKIN


tak ada uang tercecer di gubuk si miskin

tak ada nasi tersisa di meja tempatnya makan

tapi mimpi-mimpi beraneka-warna berserakan

memenuhi seluruh tempatnya berpijak


tungkunya hanya tempat membakar sampah

periuk nasinya berisi air semata

tapi aneka warna mimpi mengepul dari atap dapur

membumbung ke angkasa menjelma doa-doa

memburu surga


si miskin tidak menangis 

hatinya sudah sekeras batu

air matanya menjadi beku

tidak menetes di pipi

kalau mencair menjadi hujan

membanjir menjadi mimpi

memenuhi seluruh jiwanya


mimpi-mimpi pun memenuhi ranjang tidurnya

siang malam mimpi riuh 

tumbuh dan berkembang

mencari kenyataan


gubuk si miskin adalah rumah dan istana

di sana di dalamnya mimpi-mimpi dicipta

sampai akhir hayatnya


di gubuk si miskin

hanya mimpi yang tak pernah sepi


Kumendung, 31 Mei 2024

































:Gimien Artekjursi


GANDRUNG


aku gandrung

lahir dari rahim ibu

tidak datang terbawa angin

tapi lahir di tanah leluhur


aku menari selembut udara

segemulai nyiur melambai

setenang laut pasang

karena aku menari dengan hati


tapi sekali waktu 

tarianku bisa lebih keras dari batu

tak pecah walau dicacah

tak bergeming walau dibanting

tak berubah walau dibelah

tak hancur walau dilebur


mahkotaku menyala melebihi bara

membakar waktu

sampai lupa hari


harum bungaku penuh mantra

menyihir semesta

semua tergila-gila

sampai lupa segala


ayo, menari

serasa membumbung ke langit tinggi

selendangku sebagai ganti sayap bidadari

membiusmu

sampai lupa mati


aku gandrung

lahir di tanah leluhur

berbalut pupur 

yang tak akan luntur

walau zaman telah kabur berbaur


Kumendung, 24 Mei 2024


#gartpoeisi

#gartpoeisi_mei24











 NAFSU


haruskah kau pindahkan lautan ke dalam mangkukmu

hanya karena sayurmu kurang asin?

atau kau teguk habis isi danau toba

karena dahaga yang luar biasa?

demi memuaskan nafsumu yang tak terkendali?


mengikuti inginmu

bumipun tak cukup jadi ladangmu

seribu gurun sahara masih kurang luas 

menggantikan halaman rumahmu

jangankan hanya penguasa dunia

sebagai tuhannya tuhan melebihi firaun sekalipun

belum bisa menggantikan keinginanmu 

yang tak terkendali


tak ada pagar 

bisa membatasi keinginanmu 

selain kematian


Kumendung, 21 Mei 2024



:Gimien Artekjursi


NYANYIAN MIMPI ANAK-ANAK


di halaman pertama buku gambarnya 

anak-anak masih bebas bermain warna pelangi

sambil bercerita tentang putri dan pangeran 

dari negeri dongeng yang hilang


lalu bermimpi tentang cita-cita masa depan:

jadi presiden, jadi malaikat, jadi dewa, jadi tuhan


“aku mau jadi batu saja,” potong si kecil

“kenapa?” tanya si kakak

“batu tak perlu makan, tak usah sekolah

batu tak merasa lapar, tak perlu uang bayar spp”

“tuhan juga tidak pernah lapar

malah menyediakan makan

buat semua manusia”

“kata siapa”

“kata guruku”


lalu mereka berlarian ke kamar

bermimpi menjadi batu dan tuhan


sementara di dapur

ibu sedang merebus batu

agar anak-anak terhibur

makan hari ini tidak libur


di meja sudah disediakan garam untuk dimakan

dengan harapan

tanpa harus menunggu tua

anak-anak sudah kenyang makan garam


tapi di kamar 

dalam mimpi anak-anak sudah menjadi batu dan tuhan

tak lagi minta makan

tak berpikir minta uang untuk jajan

apalagi sekolah sampai kuliah


Kumendung, 12 Mei 2024



CERITA DARI NEGERI MAKMUR


kau dengarkah tangis anak yang kelaparan?

walau benar

abaikan

anggap itu nyanyian anak nakal


di negeri ini

anggap tak ada orang kelaparan

anggap tak ada anak tak makan


karena negeri ini makmur

semua ada dan terjamin

bagaimana mungkin sampai ada yang kelaparan?


makan siang gratis sudah direncana

istana baru sedang didirikan

semua dibangun: jalan-jalan, bendungan, gedung-gedung

semuanya

kurang apa?


tak ada yang harus dirisaukan 

hari ini atau besok

semua baik-baik saja

jangan cemas

10 atau 20 tahun lagi negeri ini akan jadi emas


Kumendung, 12 Mei 2024




SETIAP YANG HIDUP PASTI MATI

:Bryan Johnson


sungguhkah itu yang kau tahu tentang hidup

hanya dari suapan makan, rekayasa kulit dan otot?

bagaimana dengan nyawa? 

yang menggerakkan seluruh indera dan pembuluh darah? 

juga sang maut yang mengintai setiap kehidupan?


tak ada hidup abadi di dunia ini

semua yang hidup pasti mati

siapapun akan mati bila sudah waktunya:

yang orok bisa mati tanpa melihat dunia

yang muda bisa mati tanpa harus menunggu tua

yang perkasa bisa mati tanpa harus menjadi renta

yang kuat bisa mati tanpa harus menunggu lemah

yang sehat bisa mati tanpa harus sakit

siapapun bisa mati bila sudah waktunya


karena mati adalah kodrat

setiap makhluk hidup pasti mati

tak ada satupun bisa lepas dari kematian


bisa saja kau rekayasa penampilan tubuh

kau ubah kerut keriput wajah

kau tonjolkan lekuk liku otot

kau olah organ tubuh

kau ganti jantung, ginjal atau paru-paru

untuk memperpanjang hidup

tapi pernahkah kau coba meraba nyawamu?

menggenggamnya?

dan menjeratnya agar tak lepas dari raga?


tubuh tak berarti apa-apa tanpa nyawa

dan nyawa tak bisa direkayasa

tak ada yang bisa memilih 

kapan dan di mana nyawa akan meninggalkan badan

kematian akan datang sesuka kehendak-nya

mengendap-endap di balik kudukmu

dan ketika maut menyergap 

kehidupan akan berakhir


di dunia ini

tak ada yang bisa hidup abadi

di dunia ini

mati adalah kodrat

setiap makhluk hidup pasti mati

tak ada satupun bisa lepas dari kematian

karena maut tak bisa kau bekukan


Kumendung, Mei 2024


ANAK DI MATA IBU


bagi ibu anak adalah permata

bagaimanapun bentuk tingkah dan rupa anak

di mata ibu semua menjelma pesona


tak ada cela dan noda 

bisa memalingkan cinta kasih ibu pada anaknya

bahkan nyawa ibu tak ada arti 

dibanding hidup dan kesejahteraan anaknya

segalanya akan ibu korbankan demi sang anak


dan ketika anak jauh

doa ibu tak putus-putusnya sepanjang waktu

dengan penuh harapan siang malam menunggu

pintu terbuka dan buah hati hadir dihadapan


sampai ketika anak mulai keriput dan beruban

dalam pandangan ibu 

anak tetaplah si kecil yang dibuai dan disayang

kehadirannya senantiasa mendatangkan canda riang

yang tak pernah hilang


Kumendung, 4 Mei 2024




SUATU MALAM (ENTAH KAPAN) KETIKA MENGINGAT MASA KECIL


bisa jadi suatu malam 

entah kapan

kita mengingat masa kecil

dengan mimpi-mimpi esok

yang jauh dan tak terjangkau


mungkin kita bisa meminjam cahaya matahari barang sekejap

untuk menemani kita menerangi kegelapan

karena bintang-bintang tertutup awan musim penghujan

yang tak berkesudahan


di mana kita pernah menanam masa kecil itu?

tak lagi berbekas

meski hanya setapak jejak


yang kita tahu

tiba-tiba kita sudah tumbuh dewasa dan menua

dengan uban di sana-sini

dan lupa merasa bahagia

karena diburu-buru waktu


jatuh bangun kita menghindari

segala yang tak kita ingin

tapi semua terasa begitu saja tiba

tanpa tahu kapan dan dari mana datangnya


“bagaimana dengan mimpi-mimpi kita?” 

tanyamu harap-harap cemas

seperti takut kehilangan kesempatan

“bukankah semua hanya mimpi

mari kita buat mimpi -mimpi baru

yang lebih seru,” gurauku

“maksudmu hanya menjadi mimpi?” sanggahmu tak percaya


kenapa tidak? 

semua memang hanya mimpi

seperti tetes embun, denyut nadi, hela napas

semua hanya mimpi

yang tiba-tiba menghilang

ketika kita terjaga

seperti manisnya masa kecil yang tak kembali

pernah kita rasa 

walau mungkin hanya sekilas yang membekas dalam ingatan


semua hanya mimpi

meski kita bisa mengenangnya di tengah gelap malam

mencipta kembali semua yang berlalu

di bawah kerlip bintang di balik awan

(meski hanya dalam angan-angan)

tanpa berharap mendapat kembali


toh kita sudah terbiasa kehilangan dan kalah

sudah terbiasa tersisih dan tak mendapat apapun

selain harapan

juga mimpi-mimpi tentunya


Kumendung, 27/28 April 2024


SAMPAI KAPAN HARIMAU JAWA HIDUP (DALAM BERITA/CERITA)?


di bali

tak ada lagi harimau yang harus dibunuh

setelah betina terakhir ditembak mati

sang pejantan sendiri di tengah hutan sepi

tanpa mengaum bersembunyi ketakutan sampai mati

–tak ada lagi harimau di pulau itu

  sampai kini–


beda di pulau jawa:

harimau jawa hidup dalam berita dan cerita

tak sirna-sirna


meski yang sisa hanya kulit berbulu 

jadi pajangan dinding rumah pemburu

(sisa-sisa kebanggaan masa lalu)

juga gigi dan taring runcing menyeringai

tergantung 

jadi kenangan kebanggaan masa silam

tapi bayangannya senantiasa berkelebat setiap saat

serasa nyata

tak sirna-sirna


bayangan harimau jawa juga berkelebat 

dalam benak banyak orang

menghias mimpi-mimpi setiap hari

serasa berkeliaran di alam liar

meninggalkan bau dan bayangan tak pudar-pudar


“bahkan bulu-bulunya tersangkut di pagar,” ujarmu

(tanpa tahu kapan bulu-bulu itu tercabut dari kulitnya)


lalu dimana jejak cakarnya tertinggal?

bayangan harimau jawa berkelebat tak pudar-pudar

menghiasi mimpi banyak orang

siang malam


(entah sampai kapan harimau jawa hidup 

dalam berita dan cerita

sampai semua percaya

sesungguhnya di alam nyata benar-benar telah sirna)


Kumendung, 24 April 2024



SEPOTONG DOA UNTUK ANAK DI PERANTAUAN


nak, ketika seseorang punya rindu

artinya ia berpikir tentang hari esok

ada yang diharap 

entah kapan

ada yang diingat

entah di mana


lelah payahnya terus dibawa

di antara timbunan mimpi

yang semakin usang

dari hari ke hari


dan daun-daun gugur di masa kecilnya 

tak pernah dilupa

meski bukan masa lalu dikejarnya

(sampai semua menjauh)


nikmati saja, nak, yang bisa

rindumu untuk semua

tak masalah selalu kau bawa


dari sini –jauh dari tempatmu kini–

doa kami tak putus-putusnya

mencari tautan ke langit

untuk yang terbaik

tentu sampai untuk kehidupan mendatang


sambil tak henti berharap

angin bisa membawamu kembali

ke tempat masa kecilmu merangkai guguran daun-daun

kembali bersenda gurau

dengan mimpi-mimpi kecilmu

sampai kami berbaring abadi

berselimut doa-doamu setiap waktu


Kumendung, 18 April 2024




SEPOTONG RINDU

-untuk seorang perantau-


jika memang pulang

jangan lupa arah mata angin:

utara atau selatan

timur dan barat


itu yang sisa 

dari masa kecilmu


garis pantai

lama terkikis waktu


tak akan kembali


batu-batu 

telah jadi debu


hanya ada utara selatan

juga timur dan barat

itu yang tersisa

dari masa lalumu


arah itu mesti kau tahu

agar kau kembali ingat

di mana dulu pernah tinggal

dan aku tahu:

kau benar-benar telah pulang


Kumedung, 15 April 2024



TAKDIR WAKTU


dan waktu membuat takdirnya sendiri

akan gugur atau mengembang

telah tercatat di tengah jantung batu


dan kau hanya bisa melangkah

dengan bayang-bayang di sekitarmu

tanpa suara

atau hanya desah

lirih


Kumendung, 15 April 2024



CERITA UNTUK ESOK HARI


271 triliun!

angka-angka itu ditulis angin di permukaan awan

orang-orang membacanya

tak lagi heran


“angka istimewa,” ujar mereka sambil tertawa

“angka ajaib,” timpal yang lain sambil bersulang

“selamat, kita bisa buat angka lebih tinggi lagi,” sambut semesta

dan seluruh alam bersuka ria


“makin hari kita makin berani”

“memang harus begitu”

“jangan tanggung-tanggung kalau korupsi”

“milyaran itu kelas teri

271 triliun itu baru pemberani”

“kita baru saja berfoya-foya dengan 500 triliun”

“suatu hari kita lelang negara ini 

asal kita senang”

“ha..ha..ha…”


Kumendung, 4 April 2024




KETIKA RAMA MERAGUKAN SHINTA


setelah lidah api itu menjilati seluruh tubuh shinta

lenyaplah kesucian shinta yang sesungguhnya


karena keraguan rama akan kesucian shinta

adalah noda yang tak akan pernah bisa dibersihkan

meski dewa-dewa turut serta turun tangan


harusnya shinta memilih rahwana

yang tulus mencinta

tanpa bertanya

harusnya shinta memilih rahwana

yang mau menerima dirinya

apa adanya


karena ketika kesetiaanmu diragukan

kau akan tahu 

tinggal seberapa sisa kadar cintanya padamu

ketika kesucianmu disangsikan

masih bisakah dipercaya 

ketulusan cinta yang pernah ada?


karena jika memang cinta masih sepenuhnya

semua diterima tanpa cela

walau bagaimana adanya

setitik suci atau sejuta noda

tak harus diajukan sebagai bukti

sumpah setia tak mesti diberi tanda


maka harusnya shinta memilih rahwana

yang tulus mencinta

tanpa bertanya

harusnya shinta memilih rahwana

yang mau menerima dirinya

apa adanya

bukan rama

yang meragukan kesucian dan kesetiaan kekasihnya


Kumendung, 3 April 2024


:Gimien Artekjursi


TETANGGAMU


I

lihatlah tetanggamu

siapa tahu ia sedang kelaparan 

tengoklah tetanggamu

siapa tahu ia mati karena tak makan

jenguklah tetanggamu 

siapa tahu sudah membusuk tapi tak dikuburkan


II

karena sibuk mencari tuhan

kau tak tahu tetanggamu kelaparan

karena sibuk memuja tuhan

kau  tak tahu tetanggamu mati tak makan

karena sibuk memeluk tuhan

kau tak tahu tetanggamu membusuk tak dikuburkan

harusnya tuhan tak membuatmu lupa menengok tetangga


Kumendung, 25 Maret 2024

:Gimien Artekjursi


TENTANG HURUF DAN ANGKA 


di papan tulis bapak ibu guru mencatat

huruf-huruf menjadi kata,  menjelma kalimat

dirangkai diikat erat

agar tak larat

konon huruf dan kata sekarang tak lagi punya rasa hormat

bahkan tak bisa membedakan dunia atau akhirat


angka-angka pun tak jauh beda

tak mengenal statistika dan matematika

bahkan tak mengerti lagi etika

semua dianggapnya sama rata

tak perlu bersopan santun atau tata krama

1 ditambah 1 konon sekarang jadi 5


bapak ibu guru kebingungan entah mau menulis apa

huruf dan angka akhirnya dibiarkan berserakan di meja

saling bertengkar berebut menjadi penguasa

tak mau hanya berada di buku ajar dan isi pustaka

inginnya di mana ada suara di sana ada huruf dan angka

padahal sejak dulu orang-orang malas membaca


sampai sekarang huruf dan angka

masih berserakan di meja

tak ada yang peduli mau dijadikan apa

tak lagi bertengkar hanya diam seribu bahasa

katanya menunggu ajal, tapi malaikat maut tak kunjung tiba


Kumendung, 18 Maret 2024


BILA SEMUA INGIN BERKUASA


bila musim dan cuaca pun saling berebut kuasa

dan gunung-gunung dan hutan ingin bermahkota

laut mengincar singgasana

akan kuputar langkahku menjauh dari dunia

akan kulihat dan kuikuti seluruh tingkah polah mereka

jauh dari tempat mereka berada

aku mau jadi penonton saja


Kumendung, 18 Maret 2024


LEGENDA CINTA SRITANJUNG


sri

haruskah kesetiaan dibuktikan dengan darah?

dan kesucian

berarti tidak tersentuh oleh apapun?


jika ada keraguan

jangankan setetes darah

selaksa nyawapun tak akan bisa menghapuskan 

kecurigaan dan ketidakpercayaan itu

tak akan hilang dengan bukti

meski harum darahmu semerbak 

menembus langit ke 7


harusnya kau bertanya:

“masihkah ada cinta untukku?”


di masa lampau

karena cinta 

adam berani melawan tuhan

karena cinta

tak ada sakit hati apalagi dendam

meski harus kehilangan sorga

adam memeluk hawa tanpa sedikitpun keraguan


dengan cinta seseorang akan tetap menerima kekasihnya

walau sang kekasih dirajam berbagai noda


harusnya kau bertanya:

“apa yang membuatmu cinta padaku?”


tapi nyawamu harus melayang, sri

hanya untuk membuktikan sebuah kata: kesucian

tanpa pernah kau tahu:

“masihkah cinta yang dulu pernah ada?”


Kumendung, 15 Maret 2024


NEGARA ITU BERNAMA INDONESIA


negeri ini tak butuh rakyat kaya

jika semua kaya siapa yang akan diberi

jika semua kaya siapa yang meminta

negeri ini penting rakyat miskin

agar ada yang diberi

agar ada ada yang meminta


maka hasil negeri

tak perlu diolah sendiri

kita undang orang-orang asing

untuk mengusung kekayaan bumi indonesia

kita jual hasil minyak kita mentah-mentah

kita jual hasil tambang kita mentah-mentah

alasannya kita tak bisa mengolah


jika kita belajar mengolah

maka pejabat yang biasa jadi makelar

akan gulung tikar

karena bahan jadi untungnya sedikit

barang mentah bisa dimanipulasi

barang jadi harganya pasti


maka selamanya kita cukup jadi negara berkembang

negara kita cukup jadi konsumen saja

ajari rakyat menerima semua yang dikirim orang asing

bukan hanya budaya

tapi juga hasil produksi segala kebutuhan


hasil bumi kita biar orang asing yang mengolahnya

undang sebanyak-banyaknya investor asing

mengeruk kekayaan bumi indonesia

kita cukup menerima pajaknya

tak usah pikirkan rakyat

apalagi anak cucu

cukup para pejabat dan keluarganya hidup bermartabat

tak usah pikirkan rakyat yang melarat 

apalagi sudah sekarat



DEMOKRASI TELAH MATI DI NEGERI INI


ketika kebenaran tak lagi berharga

ketika keadilan tak lagi berarti

ketika kejujuran tak lagi punya nyali 

sia-sia demokrasi


ketika kebenaran dikalahkan kebohongan

ketika keadilan digilas kecurangan

ketika kejujuran menyerah pada keculasan

tamatlah demokrasi


ketika penguasa mati rasa

ketika penguasa bertindak semaunya

ketika penguasa tak lagi mendengar suara rakyatnya

hilanglah demokrasi


ketika wakil rakyat hanya kumpulan warga

ketika wakil rakyat tak punya kuasa apa-apa

ketika wakil-wakil rakyat malah jadi kaki tangan penguasa

matilah demokrasi


tak ada yang bisa menghentikan

selain amarah rakyat


Kumendung, Februari-Maret 2024


ELEGI BAGI NEGERI


seharusnya negeri ini seindah dongeng anak-anak

tapi karena salah kita merawat dan memberi warna

lautan yang mestinya berupa kolam susu

telah berubah jadi cairan nila

tongkat kayu dan batu yang harusnya bisa dipelihara

malah mendatangkan bencana


tikus-tikus korupsi

tak henti-henti menggerogoti

mengundang orang-orang asing berinvestasi

demi kemajuan negeri

ujung-ujungnya juga jadi lahan korupsi


tak ada satupun yang inginkan negeri ini berdikari


para politisi rela membuang harga diri

hanya demi mendapat jatah kursi menteri 

rakyat lebih tak peduli nasib negeri sendiri

lantaran bansos sudah dianggap pemberian pribadi

harus ada timbal balik bayar budi 

dari sang pemberi


sementara pemimpin yang selama ini dianggap baik hati

ternyata hanya pencitraan diri

demi melancarkan politik dinasti

agar semua keluarganya bisa menguasai seluruh negeri

anak menantu (kelak juga cucu)

jadi generasi pengganti


menginginkan negeri ini menjadi seindah dongeng

sepertinya hanya mimpi siang hari

yang tak akan pernah terbukti

sampai semua mati


Kumendung, 12 Maret 2024


*Bukan lautan hanya kolam susu

……..

Tongkat kayu dan batu jadi tanaman

(Lirik lagu Koes Plus)



SANG JANIN


jangan salahkan bunda yang mengandung

jika janin merasa tak tepat menempati rahim

bunda tak punya kuasa apapun

atas kandungannya


bunda tak bisa memilih siapa yang dikandung

janin lebih tak tahu

di mana selagi benih disemaikan menjadi bayi


di rahim kristen, islam atau majusi

janin tetaplah suci

sampai ayah bunda memperkenalkan warna dunia

di situ pengetahuanmu membukakan mata

:pilihan sorga atau neraka 

akhirnya ada pada dirimu sendiri


jangan salahkan siapa 

andai kau salah melangkah

hanya janin yang menjelma bayi

berhak mengklaim dirinya suci


kau yang merangkak dewasa

sepenuhnya manusia

harus menimbang dan memilih

bukan lagi masalah dari mana terlahir


ibrahim, ayah para nabi 

tak pernah menganggap matahari atau bulan 

apalagi patung

sebagai tuhan

meski ayahnya pencipta berhala

yang dipuja kaumnya


tapi jika kau merasa yakin

lembah yang kau pilih

tempat terbaik yang menyimpan kebenaran hakiki

tak harus kau ikut mendaki gunung terjal

meski itu diyakini orang lain

tempat terakhir yang diinginkan tuhan 

sampai akhir zaman


pilihan sepenuhnya akhirnya ada pada dirimu

juga sorga dan neraka

karena kau manusia

bukan lagi janin


Kumendung, 9 Maret 2024



TENTANG ANAK


1

ketika anak hanya diajarkan sorga dan neraka

ia tak mengenal isi dunia

dan tak tahu apa arti cinta


2

sodorkan dunia sesuap demi sesuap

jadikan akhirat sebagai lauknya

dewasa kelak akan tahu

kenikmatan makan 

tak hanya pada nasi atau lauknya saja


3

jangan  anak dijejali guna gizi dan nutrisi

anak tak tahu dan belum mengerti

karena kelak ia lebih mengingat 

manfaat nasi dan sambal terasi


4

meski akhir abadi adalah akhirat

tapi dunia fana tak harus dilupa

karena anak lebih mengerti yang nyata

dan ada saat yang maya harus tahu juga


Kumendung, 3 Maret 2024




SISI LAIN TENTANG WAKTU


orang-orang mengembara sampai mati

mencari waktu yang hilang

waktu yang terus bergulir dengan cepat


dan tahun-tahun tak henti mengelilingi matahari

dan hari-hari memangkas musim di ujung-ujungnya


kita kehilangan pegangan 

tiap kali musim mengganti selimutnya 

yang usang penuh tambalan 


“semua akan baik-baik saja,” ujarmu di sela waktu jeda

sembari mengemas sisa-sisa kemeriahan pesta

(pesta yang tak pernah usai

walau segalanya telah tergadai)


sementara di sini

masih saja ada yang bermimpi

membangun negeri seindah dongeng


dan berharap

entah di ujung dunia mana

bisa menanam dan menuai sekaligus

tanpa menunggu munculnya putik yang berkembang


(di bawah rindang pepohonan

mimpiku yang lelah 

berbaring

tak lagi menari di bawah musim

yang tak henti berguguran

juga terseret waktu)


Kumendung, 1 Maret 2024


TAK ADA LAGI YANG BARU


kita datang terlambat

tak ada lagi yang baru

yang ada

hanya remah-remah sisa 

pesta orang-orang tadi malam

dan kita harus bisa meramunya

menjadi menu baru

dengan rasa berbeda


Kumendung, 29 Februari 2024; hampir tengah malam


TENTANG ANGIN MUSIM GUGUR


setelah daun terakhir musim gugur ini tanggal

angin bertiup kesepian


aku menemaninya bertiup 

di laut, di gurun, di padang-padang tanpa rumput


tapi angin bersikeras mencari 

daun-daun yang menggantung


mendaki ke gunung 

angin bertemu awan dan meniupnya menjadi hujan


di dasar lembah hujan membanjir 

menghanyutkan segalanya, juga guguran daun-daun


kubiarkan angin berputar-putar di puncak gunung

tak berani turun


Kumendung, 29 Februari 2024


HARIMAU JAWA TELAH LENYAP


harimau jawa telah lenyap ditelan senyap

penampakan terakhir dan jejak tersisa 

ditanda para pecinta dan pelindung satwa langka

tapi hingga kini 

tak satupun sosok hewan itu tertangkap mata

kabar-kabar kemunculan harimau jawa 

di antero belantara pulau jawa

hanya isapan jempol dan kabar angin


harimau jawa telah lenyap ditelan senyap

dan betapa menyedihkan suatu yang mati

sama sekali habis tanpa pengganti

kita yang hari ini masih berdiri

tak lagi tahu sosok nyata yang telah sirna itu

bagaimana meyakinkan generasi cicit kita kelak percaya 

harimau pernah ada dan berkeliaran di hutan pulau jawa?


harimau jawa telah lenyap ditelan senyap

mimpi menghidupkan kembali makhluk mati 

dari sehelai bulu atau sepotong tulang

baru kita kuasai dalam cerita-cerita fiksi

di dunia nyata 

kita masih menunggu kemurahan tuhan 

membagikan ilmu 

hingga kemampuan manusia setara malaikat


harimau jawa telah lenyap ditelan senyap

seberapapun banyak kau teteskan air mata

seberapapun besar penyesalan kau curahkan

tak akan bisa menggantikan 

kehadiran hewan yang punah itu di dunia ini

tak ada apapun bisa menggantikan keberadaannya

tidak juga cerita-cerita di berbagai macam media 


harimau jawa telah lenyap ditelan senyap

esok jangan ada lagi hewan yang punah, generasi yang sirna

jaga semua yang hidup

berkembang beranak-pinak

jangan sampai tajam pedang dan panasnya mesiumu

malah melemparnya keluar dunia lain


Kumendung, 29 Februari 2024



MENGHITUNG


setiap hari kita disibukan menghitung

segala hal:


menghitung untung-rugi dunia-akhirat

menghitung detik-detik waktu

denyut nadi

sisa hari 


di meja pemilihan  

orang-orang sibuk menghitung 

isi kotak suara

untuk ditukar kursi kekuasaan


yang di meja dapur  

menghitung isi dompet

untuk ditukar keperluan sehari-hari


di atas sajadah 

masih menghitung amal dan doa-doa

untuk ditukar dengan tiket akhirat


setiap waktu

tak henti-hentinya kita menghitung

banyak hal

untuk ditukar dengan apapun

sampai ajal menjemput


Kumendung, 2024


USAI PEMILU


suara-suara itu akhirnya senyap

masih hidup atau sudah mati

tak ada lagi yang peduli

hanya kursi-kursi yang terjaga 

berdiri

menunggu tamu baru


Kumendung, 22 Februari 2024



PENARI BONEKA BADUT


I

(Di Balik Baju Boneka Badut)


boneka badut

menari di persimpangan lampu merah  

menari dari rumah ke rumah


siapakah kau?

pakaian boneka badut menyembunyikan segalanya

tak ada tahu yang sesungguhnya


menari di persimpangan lampu merah  

menari dari rumah ke rumah

benarkah menari dengan hati

melambai dengan senyum

atau menahan tangis putus asa 

meratapi masalah di rumah


pakaian boneka badut menyembunyikan segalanya

tak ada tahu yang sesungguhnya:

kebenaran atau kepalsuan

kenyataan atau kepura-puraan

kegembiraan atau kesedihan

penjara atau taman hiburan

tak ada yang tahu


bersembunyi di balik penampilan lucu

entah laki-laki, entah perempuan

remaja, paruh baya atau tua bangka

siapapun bisa


tak hanya kaum awam yang memang mengais rejeki recehan

konglomerat yang terjerat hutang sampai ke akhirat

atau koruptor yang melarikan diri dari hukuman mati

bisa juga bersembunyi di balik wajah lugu dan lucu itu

tanpa ada yang tahu


bahkan seorang pembunuh berdarah dingin 

yang baru menghisap darah korbannya

bisa aman bersembunyi di balik wajah lugu dan lucu itu

tanpa ada yang tahu


tanpa ada yang tahu

siapapun bisa bersembunyi di balik pakaian lucu itu

apapun masalahmu bisa rapat kau tutupi

tanpa ada yang tahu


II

(Penari Boneka Badut)


boneka badut 

menari di persimpangan lampu merah

siang malam tak menghitung waktu

mengabaikan rasa lelah dan payah

demi mengais recehan rupiah


demi mendapat recehan rupiah

tersenyum atau menangis bibirmu sesungguhnya

penampilan luarmu tetap lucu

menari dan tersenyum sepanjang hari

apa yang terpendam di balik baju badutmu 

tak ada yang tahu


tak ada yang tahu duka laramu

tak ada yang peduli pedih perihmu

tak ada yang melihat cucuran keringatmu

tak ada yang mengerti seberapa masalahmu

tak ada yang tahu lelah laparmu


melihatmu

semua menilaimu lugu dan lucu

meski sebenarnya bisa jadi semuanya palsu


Muncar, 19 februari 2024 


BIARKAN AKU 


beri aku sepotong senja

dengan langit warna merah kesumba

akan kulukis di sana, di tepinya

segaris pelangi tanpa warna

mungkin putih saja


tak kuperlukan lagi keindahan atau kenikmatan

barangkali sedikit ketenangan

walau tanpa warna, tanpa rasa


membiarkan semua berlalu

tak peduli lagi yang terjadi

diam sebijak batu 

menadah musim yang datang pergi 

silih berganti tanpa henti


biarkan aku

membutakan mata

menulikan telinga

mematikan rasa 

jiwa raga

agar tak melihat apapun 

agar tak mendengar apapun

agar tak merasakan apapun

membiarkan semua berlalu

tak peduli segala yang terjadi


toh yang bisa kuperbuat

hanya mencaci maki dalam hati

menikam membantai dalam mimpi

karena di dunia nyata

aku hanya sia-sia

tak punya daya


maka biarkan aku melukis pelangi 

di cakrawala senja

walau tanpa warna

hanya untuk kunikmati

sendiri saja


Kumendung, 18 Februari 2024




BIARKAN SEMUA APA ADANYA


biarkan batu menjadi batu

jangan paksa jadi emas


biarkan pasir menjadi pasir

jangan diubah jadi beras


biarkan hujan mengguyur bumi

jangan disuruh naik ke langit tinggi


biarkan sungai menuruni lembah

jangan dibuat mendaki lereng terjal


biarkan yang menggumpal di hatimu

jangan kau junjung di atas kepala


biarkan semua apa adanya

pada adanya semula


jangan dibuat lain

agar tak menjadi batu pada dirimu


Muncar, 17 Februari 2024


DONGENG DARI NEGERI MIMPI


di negeri penuh mimpi

kugantung debu-debu di tengah badai

di atas batu-batu kusemai biji-biji baru

dan sinar matahari menyiram tunas-tunas  yang bakal tumbuh


di negeri penuh mimpi ini

orang-orang masih tertawa 

meski hidupnya tinggal esok hari

masih tertawa-tawa

meski kebun dan rumah mereka hanya tinggal debu

masih tertawa-tawa 

karena malam-malam masih bisa tidur dan bermimpi

meski hanya berselimut dingin udara 


di negeri penuh mimpi

pahlawan adalah orang-orang yang pura-pura baik hati

memberi kita sumbangan

dari hasil merampok kebun kita

menolong kita yang terkapar

setelah menghajar kita dari belakang

mengajak kita hidup prihatin 

sedang mereka bebas berfoya-foya

dengan hasil jarahan harta kita


di negeri penuh mimpi

para koruptor kakap dipuja sampai ke dasar kubur

para penjilat menduduki kursi-kursi terhormat

para bajingan jadi contoh dan panutan


di negeri mimpi segala bisa dibeli

harga diri tak laku lagi walau diobral murah

hukum dan kehormatan hanya hiasan meja makan

orang-orang berpikir dengan lutut mereka

kepala digunakan berlari

asal disanjung sampai mati


di negeri penuh mimpi ini

aku sendiri 

tak lagi ingin bermimpi

hanya menanti pagi berganti hari


Kumendung, 15 Februari 2024





HARIMAU JAWA YANG TERSISA TELAH JADI PATUNG


syahdan, suatu ketika dulu

tatkala orang-orang sibuk mencari harimau 

yang tersisa di hutan-hutan di pulau jawa

musim diam-diam menyembunyikan 

harimau-harimau yang tersisa itu


mula-mula diperamnya aum harimau di tengah-tengah hutan

diperam di bawah rerumputan dan guguran daun-daun

di dasar-dasar humus

digantungnya di pucuk-pucuk daun, di ujung ranting tertinggi


lalu kuku-kuku dan taring runcingnya 

diselipkan di balik kulit-kulit kayu

(yang dulu sering dicakar-cakar untuk tempat mengasah)

ditancapkan di dasar pokok-pokok pohon

dikuburnya di tanah-tanah basah, di rawa-rawa

disembunyikan di sudut-sudut tak terlihat di seluruh hutan


tinggal sosok tubuhnya

dibiarkan terbujur kaku menjadi patung-patung:

menjadi patung kayu, patung batu, patung besi dan plastik 

dan kain dan macam-macam benda

loreng kulitnya dibiarkan memudar terbawa angin


kini kita bisa temukan sosok harimau 

yang menjadi patung-patung itu

terpajang di sudut-sudut halaman, di tepi-tepi jalan 

kadang menghias ruang-ruang rumah kita

tapi loreng kulitnya yang memudar

diganti aneka macam cat


tapi sosok yang menjadi patung-patung itu 

tak pernah bisa mengaum lagi

aumannya yang disembunyikan musim 

hanya menggema di tengah kesunyian hutan 

tanpa seorangpun yang bisa mendengar

(kecuali penghuni rimba)


hanya sorot matanya terlihat marah 

memandang pada setiap yang lewat

seolah ingin meloncat menerkam

tapi sama sekali tak bisa bergerak

karena sosok-sosok harimau itu benar-benar telah kaku

sekaku patung


Kumendung, Februari 2024





PESAN UNTUK ORANG TUA


semua orang tua mencintai anaknya

semua orang tua ingin anaknya jaya

tapi memaksa anak menjadi cepat tua

bukanlah sikap bijaksana


jangan paksa anakmu berlari 

jika baru bisa belajar berdiri

jangan malah kau beri api

jika apapun belum ia mengerti


Kumendung, 14 Februari 2024


MILIK TUHAN SEGALA YANG ADA


milik tuhan 

segala yang ada

di semesta ini

juga mimpi-mimpi


tapi kenapa kita masih merasa kehilangan

yang bukan milik kita

kenapa kita masih kebingungan mencari-cari


yang hilang dan tak ditemukan lagi

tak perlu ditangisi

itu milik tuhan


kenapa harus menangis

kenapa bersedih

menyesal

kenapa juga takut


kita tak punya apapun

bahkan detik-detik yang kita lalui

juga mimpi-mimpi

tak sedikitpun punya


harusnya biarkan semua mengalir seperti sungai

ke lereng-lereng curam

atau ke laut lepas


yang hilang dan tak ditemukan lagi

tak perlu ditangisi

itu milik tuhan

kita tak perlu kebingungan mencari-cari


yang hidup akan mati

jika waktunya diambil 

tapi kita masih meratap merasa kehilangan 

padahal itu bukan milik kita


tak sedikitpun kita punya kuasa

pada semua di semesta ini

juga pada diri kita sendiri


karena milik-nya segala yang ada

di semesta ini

semuanya:

desah nafas kita

denyut nadi

juga mimpi-mimpi 


Muncar, 9 Februari 2024


CINTA YANG SEKARAT


sekerat cinta 

sekarat di atas meja

sepotong hati

patah berkeping-keping

membeku terkubur debu


Kumendung, 8 Februari 2024








NYANYIAN PARA PETUALANG


para petualang

tak punya tempat untuk pulang

malam atau siang 

bagi petualang

tak beda selain nama

karena dimanapun kaki berada

tak satupun yang ia punya


semua yang ia ingin

berada di angin

cinta hanya percuma

rindu pun tak guna

karena semua tak pasti untuk siapa

tak ada yang menunggu

tak ada yang dituju


petualang memang bebas melenggang

kemanapun tak ada yang menghadang

tapi seberapa pun jauh berpetualang

semua akan pulang


jika burung bisa tidur di sarang

kerbau sapi berbaring di kandang

tapi dimana petualang bisa nyaman terlentang?


setelah lelah berlalu-lalang

ke sana ke mari malang melintang

di saat itu malam yang kau rindukan

yang berbeda dengan siang

di mana semua berbaring tenang

tanpa sedikitpun ada gangguan


sebuah tempat nyaman 

yang akhirnya kau butuhkan

agar bisa berbaring tenang

memejamkan mata tanpa pikiran melayang-layang


Muncar, 7 Februari 2024



SUARAKU UNTUK INDONESIA TERCINTA


aku hanya bisa menggambar bunga-bunga tanpa warna

tak punya busur, tak pernah menyimpan gendewa

duduk di pelana tak bisa

apalagi menunggang kuda

kenapa kau harap aku maju ke medan laga

menendang penguasa yang bertindak cela?


merangkai kata walau tak lihai tapi aku bisa

tapi menegur penguasa dengan retorika bahasa

sekarang sudah tak ada guna

mereka sama sekali tak punya muka

dicaci maki terang dan terbuka 

mereka hanya berjoget dan tertawa

apalagi hanya ditegur dengan tulisan dan kata

walau kau habiskan seluruh kertas dan tinta

mereka tak akan pernah mau baca


penguasa sekarang makin sombong dan jumawa

karena mereka memang kacang yang terkelupas tak ada kulitnya

tak akan mau mengingat asal usulnya

juga tak ingin pulang ke kampung halamannya

karena lama merasakan nikmat duduk di singgasana

jadi merasa sayang untuk melepaskannya


demi membuat abadi kekuasaan yang digenggamnya

disingkirkan semua yang pernah memberinya jasa

dilanggarnya peraturan yang ada


lalu sekarang kita bisa apa

meski tahu penguasa berbuat cela

rakyat tetap saja membela mereka

gara-gara dijejali bantuan sosial tak seberapa

yang dianggap pemberian penguasa cuma-cuma

tak mau tahu jika itu dari uang negara

yang diambil dari pajak dan milik rakyat juga


aku hanya bisa menggambar bunga-bunga tanpa warna

dan hanya bisa merangkai kata sederhana 

tanpa banyak makna

tak kuasa menentang apalagi melawan penguasa negara

bisaku hanya berdoa 

semoga kita semua baik-baik saja

hari ini, esok, seterusnya dan selamanya

hanya itu yang bisa kulakukan untukmu negaraku, indonesia

selanjutnya terserah kalian mau apa


Muncar, 2 Februari 2024

 

BUATLAH AKU SERASA MERASA


karena aku tak bisa membuatmu hadir serasa nyata

dalam hidupku, dalam setiap hela nafasku

dalam diamku, dalam setiap gerakku

setidaknya buatlah aku serasa merasa 

melihat bayang-bayangmu

meski di kejauhan

buatlah aku serasa merasakan tatapanmu, sentuhanmu

dan seluruh gerak dan diammu

dari entah dimana kau bersemayam

di entah dari mana kau berdiam

buatlah aku selalu serasa merasakan kehadiranmu 

setiap waktu, dimanapun aku

meski entah dimana rasaku kau berada


Muncar, 1 Februari 2024





BERGEMBIRALAH


sungguhpun hidup tak seindah cerita

tak ada alasan untuk tidak bahagia


meski tak sebahagia jaka tarub yang bisa memperistri bidadari

karena mengintip perempuan mandi

tak seindah cerita cinderella

yang bisa jadi putri istana

karena kehilangan sepatu kaca

tak ada alasan untuk tidak tertawa


yang puluhan tahun mengembara

pulang dengan tangan hampa

masih bisa bercanda

kenapa yang hanya mimpi tak tergapai

hidup jadi lunglai?


kembalilah dengan canda ria

meski esok entah ada apa

lupakan yang hilang tak bisa dijumpa

suatu ketika mungkin bisa bersua


Muncar, 1 Februari 2024



NOTO SUROTO (PENYAIR TAK DIKENAL)


tak ada yang mengenalmu

meski tiap hari berjam-jam kau duduk di beranda 

dan sejak lahir sampai bertahun lalu tinggal di rumahmu


malah anak-anak itu bertanya: 

“siapa tamu itu?”

“dari mana?”

“saudaranya siapa?”


kau seperti orang asing di negeri ini

karena kau tak pernah bicara dengan kami

tapi di negeri orang yang kau idolakan dan banggakan

kau juga tak dikenal


di negeri yang kau banggakan

kau memang orang asing 

gerak tubuh dan logat bicaramu berbeda

warna bola mata dan aroma tubuhmu 

juga tak sama dengan mereka


dan di negeri yang kau banggakan

jangankan tetes darah

keringatmu pun tak pernah menempel di tanah mereka

lalu bagaimana kau minta pengakuan 

agar diterima jadi bagian mereka?


sementara terbang di angkasa tanah kelahiran sendiri

tak pernah kau kicaukan lagu negerimu

sepatah pun tak pernah kau berucap dengan bahasa negerimu

maka tak salah 

ketika orang-orang berpapasan denganmu

menganggapmu hanya seorang tamu 


lalu, mungkinkah mimpimu untuk bangun dan berdiri 

di negeri kelahiranmu

100 atau 1000 tahun lagi

dikabulkan tuhan?

sedang tuhan sendiri tak menemukan namamu 

dalam daftar penduduk di khatulistiwa ini?


Muncar, 30 Januari 20249


MEMORI


suatu ketika kita pernah 

melukis 

di langit malam 

dengan garis-garis

selembut pelangi

menakar tiap tetes embun 

sambil menunggu matahari

menghapus cahaya bulan 

dan bintang-bintang

yang tak sampai 

menembus mimpi


suatu ketika kita pernah 

meniti hari

merenda tiap detiknya 

dengan warna-warna 

selembut pelangi

sambil menunggu

cahaya bulan 

dan bintang-bintang 

mengisi kegelapan 

yang ditinggalkan matahari

dengan mimpi-mimpi

riuh di hati


andai suatu ketika

aku kembali 

bukan maksudku untuk mengulang

kenangan dan ingatan 

yang berserakan

di mana-mana

apalagi berkubang di tengahnya

tapi semata aku ingin 

melukis masa lalu itu

dengan warna-warna baru

di hatiku

hanya di hatiku

hanya di hatiku


Kumendung, 2023/2024


TENTANG MEMUJA


dan orang-orang memuja kuburan

dengan doa-doa

dengan bunga-bunga

:dengan cinta, dengan bangga?


(awas, ada dosa di sana

jika kau salah makna)


Kumendung, 28 Januari 2024





UNTUK CUCUKU, QUEENSHA


tidurlah, cucuku

tidur yang nyenyak

buat mimpi-mimpi yang indah 

atau cari mimpi-mimpi baru yang lebih seru

jangan mencari mimpi di mimpi orang-orang

mimpi orang-orang tak pernah berganti

mimpi orang-orang telah usang dan basi

mimpi orang-orang tak lagi menggugah hati

maka cari dan buat mimpimu sendiri 

yang lebih indah dan seru

mimpi indah ada di mana-mana

tak perlu kau terbang ke bulan

mencari di langit tinggi, di bintang-bintang

tak usah ke gurun tandus atau padang hijau

kau bisa temukan mimpi indah di manapun berada

di dalam nyenyak tidurmu 

di dalam hari-hari hidupmu

atau saat kau bangun dan terjaga

mimpi indah ada di pikiranmu yang mengingat

di hatimu yang merasa

buatlah mimpimu menjadi aneka warna

seperti warna-warna di semesta

lalu sebar mimpimu di jagat raya 

di bulan, di bintang-bintang, di langit tinggi

di seluruh semesta

mimpi-mimpimu di rumah biar aku yang jaga

sampai kau bangun esok pagi


Kumendung, Januari 2024



MAAFKAN AKU


maafkan aku

belum bisa menggapai

meski hanya rasa desirmu


maafkan aku

belum bisa menjangkau

meski hanya tanda jejakmu


maafkan aku

belum bisa menyatu diri

meski hanya dalam bayanganmu


karena belum bisa

bagaimana harusnya aku

karena belum bisa

aku harus bagaimana


Kumendung, 21 Januari 2024


KUINGIN


kuingin kau dekat

tapi masih saja

bagiku terasa begitu jauh


kuingin kau selalu ada

tapi selalu saja 

terasa tak pernah nyata


kuingin kau nyata di depan mata

tapi aku tahu

aku ini siapa

aku ini apa


Kumendung, Januari 2024


:Gimien Artekjursi


NAWANG WULAN, BIDADARI ITU


(nawang wulan, bidadari itu

menemukan sayapnya kembali

:busana yang hilang

tertimbun tumpukan padi

karena itu ia bisa terbang kembali)


terbanglah kau, bidadari 

terbanglah kembali ke langit tinggi

ke bulan, ke bintang-bintang


kembalilah ke istanamu

bersama para bidadari temanmu

jangan kembali ke bumi

jangan tinggal  di bumi


buah hatimu di bumi

datangi dalam mimpi


tempatmu di istana, di langit tinggi

di sana kau akan tetap secantik putri

dan abadi

di bumi kau akan menua

dan mati


Kumendung, Januari 2024



:Gimien Artekjursi


KITA TINGGAL DI BUMI SAJA


ketika orang-orang super kaya 

mencari cara bisa hidup di luar angkasa

jangan kau tergoda, sayang

tetaplah berpikir untuk tinggal di bumi 

rawat dan jaga halaman rumahmu

sirami taman-taman kecilmu

kita masih punya tempat indah dan nyaman di sini


orang-orang itu, tak usah kau hiraukan

mereka berlebih harta dan bingung untuk menghabiskan

maka khayalan masa kecil yang tak mungkin

kini waktunya diwujudkan


jangan tertawa, sayang, tapi juga jangan menangis

karena berlebih kemampuan maka mereka bilang:

“tidak ada yang tidak mungkin di hidup ini”

tapi bagi yang miliknya tak seberapa:

“segala sesuatu akan ada batasnya”


jadi biarkan orang berlari atau terbang sekalipun

mampu kita cuma berjalan

mari nikmati tiap langkah pijakan kaki

kerikil-kerikil kecil bisa jadi terapi


lagi pula 

dalam hidup tak harus orang jadi pahlawan

karena jika harus begitu, siapa akan jadi pecundang?

jika semua jadi protagonis siapa antagonisnya?

jika semua pegang peran utama siapa lantas figurannya?


ya, itulah namanya hidup

meski hamburger atau sashimi makanan nikmat 

bagi orang-orang yang tak kenal melarat

makanan itu hanya membuatku mual dan muntah 

karena tak biasa

:nasi tempong dan rujak soto

tetap jadi idolaku


mari, sayang, nikmati hidup sewajarnya

bahagia tak selalu karena orang berlimpah harta

bahagia sesungguhnya

karena kita bisa menikmati apa yang kita punya


maka biar orang-orang super kaya berusaha hidup di luar angkasa

kita tetap tinggal di bumi saja

merawat dan menjaga halaman rumah kita

menyiangi dan menyirami taman-taman kecil

kita masih punya tempat indah dan nyaman di sini

di bumi


Kumendung, 16 Januari 2024



HARI INI LEBIH BERARTI DARI PADA MASA LALU


jadi kita berawal dari mana?

makhluk bersel satu?

dari sorga tempat adam berkawan para malaikat dan iblis?

dari hewan berkaki empat yang setengah berjalan?

atau dari para homo sapiens yang berjumpa para neanderthal?


petani yang tak henti membungkung 

mengayun cangkul di sana

tak pernah tahu apa itu evolusi, homo sapiens atau dna

yang ia pikirkan kapan air mengalir mengisi petak-petak sawahnya

kapan harus menebar benih  

atau apa bekal paling enak dibawa esok ke sawah


tak lagi penting masa lalu jutaan tahun

tak masalah apakah dulu nenek moyangnya berdarah biru atau merah

yang ia tahu semua kita sama-sama tegak berjalan

tak lagi melata di atas debu

sama-sama menyuap butiran rerumputan 

yang mereka tebar di persawahan 

sama-sama membakar sampah dengan nyala api

tak masalah jutaan tahun lalu berawal dari mana


kehormatan diri kini

bukan dari mana tetes darah moyang kita berasal

tapi bagaimana dan dimana posisi kini berada

tak guna kita berdarah arya

jika kini hidup terlunta-lunta

lebih baik kita bermoyang jelata

tapi kini bahagia jadi penguasa ragam aneka


matahari dan tetes hujan hari ini

lebih berarti

dibanding kebesaran masa lalu 

yang telah hilang


Kumendung, 15 Januari 2024







:Gimien Artekjursi


KETIKA


ketika gunung-gunung kehabisan lereng

ketika hutan-hutan kehilangan pohon

masihkah langit menyimpan teduh untuk menutupi bumi 

masihkah burung-burung menyebar kicau di sekeliling?


tak cukup hanya dataran

orang-orang sudah mendaki ke lereng dan puncak

di gunung dan bukit-bukit yang mati

menerobos hutan belantara

demi hari esok

mencari tempat berteduh

mencari tempat berlindung 

mencari ladang-ladang tempat memanen


syahdan, demikianlah awal sebuah bencana:

orang-orang akhirnya tak henti memaki, menyumpah 

bahkan mengutuk segala 

di dalam doa-doanya



ketika kemarau

dimakinya matahari yang tak mau mengirim tetes air

malah menghanguskan daun-daun, mendatangkan api

membakar ladang dan tanaman

disumpahinya tanah yang tak menyimpan mata air

yang mematikan tunas-tunas

mengeringkan petak-petak sawah dan ladang


ketika hujan 

dikutuknya air yang membawa arus 

menghanyut tenggelamkan segala yang dilalui

melongsorkan tanah-tanah berbatu dan bukit-bukit

mengubur rumah-rumah dan jalan dan seluruh harapan


dan orang-orang tak henti memaki dan menyumpah dan mengutuk

bahkan pada tetes embun yang mendatangkan sejuk pagi hari

pada angin yang bertiup kencang

pada udara yang kadang membawa hangat dan panas


begitulah, akhirnya tak ada nikmat di manapun berada

tak ada segar pada tiap tegukan air di tenggorokan

tak ada sedap pada tiap cicip di lidah

tak ada puas dan sendawa lega di perut yang kenyang 

tak ada nyaman di kaki melangkah

tak ada nyenyak di tidur yang lelap

bahkan di mimpi pun penuh hantu melumat segala keindahan


bagai bumerang 

caci maki, sumpah serapah dan kutukan

mengutuk diri sendiri

karena salah menempatkan diri

karena serakah dan tak tahu diri


Kumendung, 14 Januari 2024











PINJAMI AKU SETANGKAI MIMPIMU


pinjami aku setangkai mimpimu yang baru

untuk mewarnai mimpi-mimpiku yang usang

agar terlihat segar

dan tidak membosankan


Kumendung, 13 Januari 2024



MIMPI-MIMPIKU MASA LALU


berpotong-potong mimpi 

tersangkut di ujung gerimis

akhir musim lalu

entah mimpi siapa

tapi seperti kukenal


seperti masih ada sisa tak selesai

seperti ada yang masih akan berlanjut

tersangkut di ujung gerimis

entah mimpi tentang apa

tapi seperti kukenal


tangis dan wanginya serasa tak asing

serasa sangat akrab 

tapi lupa entah di mana


sampai sebuah suara menghardik, menyadarkan:

bangunlah, jangan lagi bermimpi

itu mimpi-mimpimu masih berserakan

sepanjang jalan hidupmu

yang utuh tak tersentuh

yang terpotong tak selesai

yang menggantung tak sampai

berserakan memenuhi masa lalumu

tuntaskanlah

jangan lagi ada mimpi tak jadi 

esok hari


o mungkinkah?


Kumendung, Januari 2024


BERILAH CAHAYA PADA KEGELAPAN


gelap terjadi karena ketiadaan cahaya

jangan perangi kegelapan tapi sinari dengan cahaya

semburat sinarlah yang bisa menghilangkan kegelapan

bukan pedang yang memotong

atau dentum bom dan desing mesiu


si buta yang meraba-raba mencari jalan

bukannya tak tahu arah

tapi karena tak ada cahaya yang menuntun pandangannya

seluruh semesta jadi gulita

karena cahaya terhalang masuk ke bola matanya


mata yang awas pun akan kehilangan tujuan 

jika terjebak dalam kegelapan

tak akan bisa melihat indahnya setangkai mawar

yang tergeletak di tengah ruang yang gulita

meski inderanya mencium harum yang semerbak


maka berilah sinar pada setiap yang gelap

pantulkan cahaya pada yang terkurung dalam gulita

terangi setiap tempat yang tertutup 

jangan halangi cahaya masuk dalam dirimu

agar tidak lagi meraba-raba


Muncar, 10 Januari 2024



KASIH SAYANGMU, BUNDA


kasih sayangmu, bunda, bagai udara 

memenuhi seluruh tempat di manapun berada

kadang tak tampak tak teraba tapi selalu ada

terasa mengusap menyelimuti seluruh jiwa raga


sedari aku masih janin tak bernyawa

tunas kasih sayangmu telah menjelma

sampai aku lahir dan tumbuh dewasa

sedikitpun tak surut cinta kasihmu yang nyata


tak ada apapun akan bisa menggantikan 

kasih sayang yang telah kau berikan

andai pun jiwa ragaku harus jadi jaminan

tetap tak kan bisa sebagai pertukaran


tak ada kata surut apalagi bosan

kau berikan kasih sayang padaku walau sampai kapan

hanya tuhan kelak akan memberi balasan

surga terindah dan terbaik di akhir zaman


Kumendung, Januari 2024




ADA YANG MENAKAR SISA USIA


ada yang menakar sisa usia

di bawah detik-detik waktu yang tersembunyi

diukur, ditimbang, ditakar

masihkah cukup sampai waktu yang diingin?


di luar, di dalam

detik-detik waktu tak mau diam

bergerak melaju 


tanpa tuju?

tidak!

semua ke satu titik

:keabadian!


dan sisa usia

masihkah disebut sisa

jika semua sia-sia?


“harusnya ditukar

bukan ditakar,” petuahmu

(tak ada yang menjawab

meski itu sebuah kebenaran)


dan masih saja ada yang percaya 

ada sisa usia

bisa untuk bla bla bla bla

di segala cuaca

lalu diukur, ditimbang, ditakar


Muncar, 9 Januari 2024



BINTANG


kutunggu milyaran tahun cahaya

sampai di pandanganku

kau hanya masa lalu


tak ada lagi sisa dirimu kini

di tempatmu berada 

selain kenangan


Kumendung, 8 Januari 2024


SEPOTONG DOA UNTUK UMBU


tak hilang padang rumput itu

dalam kenangan

meski derap kaki kuda berlari

dengan ringkiknya

tertutup debu-debu mengepul


tak hilang padang rumput itu

dari kenangan

meski kuda-kuda telah berpindah dalam petualangan abadi

sepanjang musim

bersama jiwamu

menggali-gali diri sepanjang masa

mengenang kebesaranmu


kuda hitam, kuda merah, kuda putih

semua kini tanpa warna

berdatangan dari seluruh penjuru

tak lagi memburu fajar

tak perlu padang rumput

tapi bersama dalam ziarah abadi

menggemakan kebesaranmu

selamanya


Kumendung, 7 Januari 2024


SAHABAT, KAU ADALAH POHON YANG RINDANG


sahabat

andai pohon, kau adalah pohon yang rindang

daun-daunmu memberikan teduh

ketika siang menyengat

mendatangkan kantuk berat di mata

meski angin tak berhembus

akan lelap dalam mimpi indah

yang berbaring di bawahnya


ketika hujan mengguyur

daun-daunmu yang lebat 

menghadang tetesan air yang tercurah

meski tak berpayung

tak kan basah yang berteduh 

terlindung aman 

meski tidak di dalam rumah


aku tahu, sahabat

tidaklah cukup kata ‘terima kasih’ untuk membalas

semua budi baik dan jerih payahmu untukku

tapi tak ada hal lain yang lebih baik 

bisa menggantikan semua budi jasamu padaku


tapi aku rasa

kau adalah pohon rindang yang sesungguhnya

yang tulus

yang tak pernah mengingat 

(apalagi mencatat)

apa dan siapa berteduh di bawahmu


:semoga tuhan semakin menambah rimbun daunmu


Muncar, Januari 2024



TENTANG MIMPI SEBATANG RUMPUT


aku hanya sebatang rumput

meski bertengger di puncak tinggi

tak bisa aku terbang 

meski hanya meniru kupu-kupu

mengepak dari bunga ke bunga

apalagi menentang angin kencang

melawan badai

tak kan pernah bisa


aku hanya sebatang rumput

meski di ketinggian

lebih sangat tak mungkin meniru naga

dalam legenda

terbang melanglang buana

menyemburkan api di mana-mana

menghancur leburkan segala 

lebih sangat tak mungkin


sebatang rumput meski di ketinggian

hanya tatapannya bermimpi 

menembus langit

menukik dari ketinggian merayap di segala penjuru

tapi hanya mimpi

mimpi-mimpinya


Kumendung, 1 Januari 2024


1 JANUARI 


desember telah melipat ujung ranjangnya

menata tiap potong mimpi di sudutnya

lapis demi lapis 

menjadi kenangan masa lalu


Kumendung, 1 Januari 2024









Komentar

Postingan populer dari blog ini

PETUALANG: Gimien

Puisi